Jumat, 30 November 2012

Manusia, Hidup dan Kematian


Manusia, Hidup dan Kematian

Setiap manusia pasti akan merasakan yang namanya kematian. Bahkan semua yang bernafas pasti akan mati. Manusia dan kematian adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan, bahwa setiap yang mempunyai jiwa akan mengalami kematian, maka kematian manusia adalah hal yang pasti dan tidak dapat terelakkan. Kematian manusia merupakan proses yang terus berlangsung tetapi, bagi seorang muslim, mati bukanlah akhir segalanya. Mati lebih merupakan laksana untuk menuju kehidupan selanjutnya yang kekal dan abadi (akhirat).

Kehidupan setelah kematian merupakan pembalasan kepada manusia sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu hidup di dunia. Dimana manusia yang sudah meninggal, ia akan mempertanggung jawabkan segala perbuatan, amal, kebaikan dan keburukannya di akhirat kelak. Sehingga bagi orang yang ingat akan mati, dia akan mempersiapkan dirinya dengan banyak beramal saleh, berlaku zuhud dalam hidupnya dan bertakwa kepada Allah. Sebaliknya, orang yang tidak ingat bahwa dirinya akan mati, maka ia akan menjadi orang yang celaka. Biasanya ia berbuat sewenang-wenang, sombong, angkara murka dan lain-lain, sifat yang tidak terpuji. Maka dari itu berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya didunia ini sebelum ajal menjemput agar kita tidak menyesali di akhirat kelak.

Kamis, 29 November 2012

Manusia dan Harapan


Manusia dan Harapan

Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing, Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil, karena seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”.

Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya saya mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi jika tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah, bahkan tidak pernah belajar maka, bagaimana dapat memperoleh nilai A mungkin untuk lulus pun tidak akan bisa. Agar harapan dapat terwujud, maka perlu usaha yang sungguh-sungguh.

Kerja keras seseorang dapat di jadikan ukuran untuk menentukan sebuah harapan, karena orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar pula. Selain bekerja keras juga harus disertai dengan bantuan unsur dalam yaitu berdoa. Mungkin kita dapat merubah masa depan bangsa ini dari pemimpinnya baru ke bawah, atau kita sendirilah yang dapat merubah masa depan bangsa ini.

Seperti di agama Islam yang mengatakan bahwa Sholat adalah tiang agama, kalau kita masih berbuat maksiat maka dapat kita lihat bahwa sholat kita belum sepenuhnya benar. Jadi, apabila kita lihat dari banyaknya masalah di Negara Indonesia ini maka kita dapat simpulkan bahwa kita sendirilah dan para pemimpin kita yang belum menjalankan kewajibannya secara benar, sehingga Tuhan Yang Maha Esa memberi kita "sentilan" agar kita semua sadar apa yang telah kita perbuat.




Manusia dan Kegelisahan


Manusia dan Kegelisahan

Manusia suatu saat dalam hidupnya pasti akan mengalami kegelisahan. Menurut saya kegelisahan ini, apabila cukup lama hinggap pada manusia, akan menyebabkan suatu gangguan penyakit. Bahkan jika Kegelisahan ini lebih lama lagi akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia. Contohnya, seseorang yang tidak bisa menyanyi atau bicara di depan umum, tiba-tiba diminta untuk menyanyi atau berpidato, maka tidak dapat dipungkiri  ia akan menjadi gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara ataupun bernyanyi.

Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga bisa diartikan kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.


Manusia dan Tanggung Jawab


Manusia dan Tanggung Jawab

        Setiap manusia dalam menjalani kehidupan ini memiliki tanggung jawab, dimana tanggung jawab tersebut disesuaikan dengan apa yang kita lakukan. Contohnya, sebagai seorang mahasiswa saya memiliki tanggung jawab untuk belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti saya telah memenuhi tanggung jawab saya. Sudah tentu bagaimana cara atau kegiatan belajar saya itulah kadar pertanggung-jawaban saya. Bila pada saat ujian saya mendapat nilai A, B, atau C maka nilai itulah kadar pertanggung-jawaban saya.

Tetapi jika ada mahasiswa yang malas untuk belajar dengan alasan capek, segan dan lain-lain padahal saat itu ia sedang menghadapi ujian maka, si mahasiswa tersebut tidak memenuhi tanggung jawabnya, dan dapat disebut tidak bertanggung jawab.

Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdiannya atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap tuhan.

Manusia dan Pandangan Hidup


Manusia dan Pandangan Hidup

             Setiap manusia pastinya mempunyai pandangan hidup. Tetapi pandangan hidup itu sendiri merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir di dalam masyarakat. Pandangan hidup juga sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara yang hakikatnya bisa dicapai oleh siapapun itu, dan sangat diperlukan oleh setiap manusia. Pandangan hidup setiap orang bisa berbeda, bisa juga sama.

            Setelah kita memiliki pandangan hidup pasti akan membawa kita kearah yang lebih baik dan akan membuat kita memiliki cita-cita dan angan-angan. Bagi orang yang yang wawasannya kurang luas, apabila gagal mencapai cita-cita, biasanya tindakannya lebih mengarah kepada hal-hal yang kurang baik atau bersifat negative. Tentunya pandangan hidup itu adalah jalan yang dipilih oleh masing-masing orang yang masing-masing orang tersebut berhak menentukan jalan kehidupan dan arah yang akan ditentukannya. 

Manusia dan Keadilan


Manusia dan Keadilan


           Setiap orang pastinya pernah diajarkan untuk bersikap adil satu sama lain dan saling membantu. Tetapi dalam kenyataannya “Kita tidak hidup di dunia yang adil” khususnya di Indonesia ini. Salah satu contohnya, ada yang hanya mengambil jemuran atau sendal milik orang lain tetapi mereka mendapat hukuman yang berat, jika koruptor yang mengambil uang rakyat malah mendapat hukuman yang ringan. Keadilan sangat diperlukan dan dibutuhkan namun keadilan sekarang sudah tidak berlaku lagi karena siapa yang kuat itu yang menang.

Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, tetapi keadilan disini hanyalah sebuah formalitas yang ada di negara kita, buktinya keadilan itu sendiri bisa dibeli dan rakyat kecillah yang selalu merasakan rasa ketidakadilan itu. Seharusnya mereka yang menjadi pemimpin bangsa harus adil, jangan hanya pandang bulu. Rakyat kecil mengharapkan sebuah keadilan dari negara. Siapa yang salah harus dihukum dan yang benar harus dibebaskan. Keadilan jugaharus lebih di tegakkan jangan cuma karena diberi uang jadi keadilan yang sesungguhnya tidak seperti kenyataannya. Keadilan sangat diharapkan dan diperlukan penegasan dalam melakukannya.

Manusia dan Penderitaan


Manusia dan Penderitaan

           Menurut saya penderitaan itu adalah menjalani atau menanggung sesuatu yang sangat berat dan tidak menyenangkan. Tentu saja penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada yang menyebabkannya muncul. Semua penderitaan itu datangnya dari sifat kita masing-masing, maka dari itu mulai sekarang kita harus menjaga sikap dan perilaku kita terhadap orang-orang di sekitar kita, karena setiap perbuatan kita pasti selalu ada balasannya.

            Semua orang pastinya pernah mengalami sebuah penderitaan,entah itu dari penderitaan fisik, penderitaan batin, penderitaan materi,atau apapun itu. Setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda untuk menghadapi penderitaan tersebut.Ada yang bersikap pasrah dan tidak mau menerima keadaan itu, tetapi ada juga yang bersikap menerima dan berusaha untuk memperbaiki keadaan yang ada agar penderitaan itu berakhir.

            Mungkin banyak orang yang merasa mereka lebih banyak mendapatkan penderitaan dibanding kebahagiaan, tetapi itulah siklus kehidupan. Tentu kita menginginkan nasib yang baik agar kita mendapatkan kebahagiaan tetapi semua itu tergantung dari sikap kita apakah kita akan berusaha atau tidak untuk mendapatkan kebahagiaan itu, karena semua itu hanya bisa ditentukan oleh ALLAH SWT.

Manusia dan Keindahan


Manusia dan Keindahan          


Keindahan itu adalah sesuatu yang sangat menenangkan yang dapat membuat hati seorang manusia merasa nyaman dan tentram jika melihatnya ataupun memperhatikannya. Setiap manusia mempunyai caranya sendiri untuk mengekspresikan keindahan tersebut, terkadang apa yang kita bilang itu sebuah keindahan belum tentu orang lain akan menilai bahwa itu adalah sesuatu yang juga memiliki keindahan.

Seperti yang tadi saya bilang, setiap manusia itu mempunyai caranya sendiri untuk mengekspresikan keindahan, contohnya seperti seorang koki yang mengekspresikannya lewat sebuah makanan, seorang pelukis lewat lukisan yang dia lukis sendiri, seorang musisi lewat sebuah lagu, dan masih banyak lagi cara manusia untuk mengekspresikan suatu keindahan.

Keindahan itu sangatlah luas. Keindahan dapat kita temui di segala penjuru, serta sudut-sudut yang terkadang kita tak pernah sadari kalau disitu terdapat keindahan yang sangat menakjubkan,bisa itu sebuah pemandangan,benda,hiasan,dan lain lain. Terkadang tidak semua sesuatu yang dikatakan abstrak itu tidak indah, malah sesuatu yang abstrak itulah yang menurut saya sangat indah.